Arif Setiawan (Voicer)
Seorang kerabat pernah berkata bahwa karya terbaik bukan dihitung dari seberapa
banyak jumlah follower, seberapa banyak jumlah penggemar atau seberapa banyak
pujian yang kalian terima. Akan tetapi karya terbaik adalah yang bisa membuat
penikmat karya nya selalu memuji Sang Pencipta.
Betapa hebatnya Nabi Sulaiman dengan segala karya nya bisa membuat Ratu Bilqis
beriman kepada Allah, betapa perkasanya Nabi Daud dengan kelebihan kekuatanya
bisa mengalahkan sebuah imperium yang sangat perkasa, betapa mengagumkanya
mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa sehingga ia bisa menyelamatkan kaumnya
dari kejaran sang raja.
Akan tetapi, Nabi Muhammad menjalankan segala risalah kenabianya dengan
keterbatasanya hanya sebagai manusia. Sama seperti kita. Tanpa dibekali
mukjizat istimewa yang tidak mungkin dimiliki oleh keseluruhan penduduk bumi
lainya.
Namun, karya nya dapat kita nikmati hingga saat ini. Membuat sebagian besar
penduduk bumi menjalani hari dengan wasiatnya nya, mengisi kekosongan hati
dengan sabda nya, menghidupkan malam dengan sunnah nya. Selalu mengajak hati
kita terus bertasbih memanggil namaNya.
Bisa saja beliau berdoa agar seluruh penjuru bumi selalu mengagungkan nama Nya
sepanjang masa. Berdoa agar umatnya selalu diberikan kemenangan, dan segala
mukjizat dahsyat yang hanya mampu dimiliki oleh para nabi dan rasul lainya.
Namun beliau tidak melakukanya. Beliau memilih untuk berjuang, bekerja keras,
menangis, sakit, tertawa, sama seperti kita. Beliau memilih menjadi manusia
agar ummatnya bisa mengambil tauladan darinya.
Seakan ia ingin berkata kepada kita bahwa “jika aku bisa melakukannya,
kalian juga bisa”. Kurang dari 30 tahun beliau berjuang, hasil karya nya
bisa kita rasakan hingga saat ini. Mungkin sudah saatnya kita menjadi umat yang
meneladani rasulnya dengan terus berlomba untuk menorehkan karya terbaik untuk
mengagungkan nama Nya.