HARI PERTAMA
Hari pertama ekspedisi dimulai dengan silaturahmi bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia yang langsung diterima oleh Bpk. Y.M. Sudirman Haseng selaku Duta Besar Indonesia untuk Kamboja.
Setelah itu kami menelusuri jejak sejarah kekejaman pembantaian rezim Pol Pot dengan mengunjungi museum Tuol Sleng dan Killing Field. Di dalamnya berisi saksi benda-benda yang digunakan untuk menyiksa sebagian besar warganya pada masa itu.
Perjalanan hari pertama kami tutup dengan mendengarkan kisah pembantaian rezim yang dialami langsung oleh salah satu keluarga muslim di Kamboja sembari menikmati udara senja di Royal Palace of Cambodia.
Dengan berakhirnya rangkaian kunjungan kegiatan pada hari pertama, Islamic Social Expedition 5 : Kamboja Vietnam, baru dimulai.
HARI KEDUA
Hari kedua ekspedisi dimulai dengan mengunjungi lokasi pembangunan Masjid Nurul Ashri kami yang berlokasi di desa Anlung Chen, Chongkoh, Kandal Province. Meskipun mereka berada dalam kondisi yang serba terbatas, mereka berusaha semaksimal mungkin menjamu kami dengan maksimal. Mereka menyiapkan hidangan makan siang dari hasil tangkapan sungai mereka dan bahu mbahu sesama warga dalam menyiapkan hidangan.
Disana kami melakukan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, cek kesehatan, seremoonial serah terima masjid serta berbagi bahan makanan pokok harian. Dari bantuan yang kita berikan, kita berharap bisa memudahkan masyarakat dalam berislam. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan 7 jam menuju kampung Kheil di District Memot.
HARI KETIGA
Hari ketiga kami menginjakkan kaki di Desa Kheil Kampong Cham tempat muslim Champa tinggal di perbatasan Kamboja Vietnam. Kegiatan kali ini diisi dengan mengajar dan bermain bersama anak-anak. Tes kesehatan kepada ibu-ibu dan bapak-bapak desa, dan pembagian sembako, khimar, sarung kepada warga yang membutuhkan.
Jazaakumullah khairan katsiiraa bagi para donatur. Barakallahufikum.
HARI KEEMPAT
Kegiatan hari keempat diadakan di Kampung Apung Chrang Pak, di ibukota Phnom Penh. Di kampung ini, dihuni setidaknya 55 keluarga dan seluruh masyarakatnya tinggal diatas perahu. Berbeda dengan kampung apung Anlung Chen yang berada di district Kandal, Chrang Pak berada di tengah ibukota akan tetapi kondisinya tidak lebih baik dari muslim di Anlung Chen.
Lalu lalang perahu tongkang besar, sanitasi yang buruk, pendidikan yang kurang, bertetangga dengan sampah, ketimpangan yang nyata, menjadi pemandangan yang lumrah di kampung ini. Tidak banyak hal berubah meskipun telah 30 tahun mereka tinggal di lokasi tersebut. Akankah kita akan diam saja andaikan kita mengetahui kalau mereka saudara kita? Kemudian kegiatan ditutup dengan menikmati udara senja di royal palace ibukota Kamboja, Phnom Penh.
HARI KELIMA
Hari kelima kami berkunjung ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Ho Chi Minh untuk menyambung tali ukhuwah bersama bapak jenderal Hanif Salim dan staff. Kegiatan diisi dengan sambutan dan nasihat dari Bapak Hanif, kajian dan ditutup dengan makan siang bersama.
Dilanjutkan dengan wisata kota Ho Chi Minh sebagai penutup rangkaian Ekspedisi Islamic Social Expedition 5 Kamboja-Vietnam.